(The Club of Rome)
Aurelio
Pecci. Dialah industriawan Italia pendiri Klub Roma pada tahun 1968.
Klub Roma adalah salah satu organisasi rahasia terbesar di dunia.
Keberadaannya memunculkan banyak kegelisahan. Ada yang menyebut Klub
Roma sebagai kanal pengalir isu global berbasis di Hamburg. Ada yang
menyebutnya komplatan elit rahasia yang sangat ambisius menguasai dunia.
Mereka selalu berinovasi memanipulasi politik serta perekonamian
internasional. Untuk menjalankan misi, mereka bertameng "kerja sama"
yang didukung oleh kalangan elit penguasa dunia, Bank Dunia dan Dana
Moneter lnternasianal.
Di situs internet (www.clubofrome), Klub
Roma memaparkan misi katalisator global dan independen. Slogannya
adalah memajukan dunia. Mereka laksanakan rencana setelah menyusunnya
dengan cermat. Kecuali anggota elit; pecatur politik tingkat
i:nternasional yang berada di balik layar, nama-nama dan alamat ratusan
anggotanya terpajang di situs Klub Roma. Seluruh rincian hasil rapat-
rapat yang telah dilakukan dan bermacam hasil riset juga bisa disaksikan
disitu.
Mereka bernafsu menebar masalah paling
rumit dan krusial bagi umat manusia. Jebakan mereka adalah tawaran
penyelesaian masalah masyarakat di seluruh dunia (Negara¬negara
berkembang) yang tertatih-tatih akibat tarikan arus globalisasi. Seolah
mereka satu-satunya pemilik riset hingga mematenkan solusi alternatif
masa depan yang wajib ditaati masyarakat dunia. Sejak awal, mereka
menjala para pemimpin dunia yang menentukan kebijakan umum rakyatnya
masing-masing. Bahkan seringkali dengan para pemimpin itu mereka
berkolaborasi membuat skenario agar dunia diguncang "badai masalah".
Setelah masyarakat terjebak kepanikan, baru kemudian mereka menyodorkan
solusinya.
Tahun 1972, Klub Roma menerbitkan buku berjudul The Limits to Growth. Buku ini memaparkan hasil riset bahwa sumber daya alam di bumi ini semakin menipis. Perkara ini kemudian mereka asumsikan sebagai akibat negatif dari pesatnya pertumbuhan penduduk dunia. Buku ini best-seller dalam waktu sekejap dan telah diterjemahkan ke dalam 30 bahasa serta terjual lebih dari 30 juta copy.
Tahun 1972, Klub Roma menerbitkan buku berjudul The Limits to Growth. Buku ini memaparkan hasil riset bahwa sumber daya alam di bumi ini semakin menipis. Perkara ini kemudian mereka asumsikan sebagai akibat negatif dari pesatnya pertumbuhan penduduk dunia. Buku ini best-seller dalam waktu sekejap dan telah diterjemahkan ke dalam 30 bahasa serta terjual lebih dari 30 juta copy.
Publikasi buku Klub Roma itu memastikan
perdebatan serius para pakar teori konspirasi. Apa yang terjadi? Celaka!
Pakar-pakar itu menegaskan bahwa Klub Roma nyata mencipta "senjata"
pemusnah massal. Penegasan ini tidak asing. Sudah menjadi rahasia umum.
Mereka menyebar virus AIDS. Pendapat ini dikuatkan oleh beberapa sumber
informasi bahwa AIDS adalah virus buatan manusia yang sengaja
dikembangbiakkan oleh Klub Roma melalui para penguasa elit dunia, yaitu
CIA dan jaringan Bilderbergers.
Sasaran pemusnahan penduduk melalui AIDS
ini adalah kelompok masyarakat yang dianggap "tidak layak hidup" hingga
harus dilenyapkan. Termasuk di antaranya ras kulit hitam, kaum Hispanik
dan kaum homoseksual. William Cooper menyebutkan bahwa sejumlah
penduduk terbunuh pada 5 November 2001 atas dasar penegakan hukum.
Proyek pengembangbiakan AIDS diberi nama MK-NAOMI. Benua Afrika
terinfeksi virus AIDS melalui vaksin cacar tahun 1977, penduduk Amerika
Serikat terinfeksi tahun 1978 melalui vaksin Hepatitis B di Pusat
Kontrol Penyakit dan Bank Darah New York." (lihat www.
thewatcherfiles.coml cooper laids.htm).
Pemusnahan penduduk secara massal itu
bukan tragedi kemanusiaan yang pertama kali mereka lakukan dengan dalih
mengendalikan jumlah penduduk dunia. Tahun 1948, George W. McKennan dari
Departemen Luar Negeri AS mengeluarkan Foreign Policy Statement-21
(FPS-21 [Surat Pernyataan Kebijakan Luar Negeri 21]). Isi pernyataan itu
menekankan pentingnya AS menyusun rencana pengurangan jumlah penduduk
dunia yang membengkak.
Tanggal16 Maret 1970, Presiden Richard
Nixon diduga kuat menandatangani undang-undang PL91-213. Surat itu
adalah pengesahan untuk "stabilisasi" penduduk Gurun Sahara, Afrika.
Dengan kata lain mengesahkan pemusnahan
penduduk di sana. Untuk misi itu dia menunjuk John D. Rockefeller III sebagai "pelaksana proyek" biadab ini.
penduduk di sana. Untuk misi itu dia menunjuk John D. Rockefeller III sebagai "pelaksana proyek" biadab ini.
Demikian juga proyek MK-NAOMI. Program
riset ini bukan yang pertama kali dirancang CIA untuk memproduksi dan
menguji-coba obat-obatan dan senjata biologis. Tahun 1953, proyek 10
tahunan yang disebut MK¬ULTRA, para ahli psikologi dan perilaku
melaksanakan program yang bertujuan mengarahkan pikiran dan budaya
manusia. Setelah dinyatakan berhasil, proyek tersebut dilanjutkan dengan
misi MK-SEARCH dan MK-OFTEN.
Sebagai program lanjutan, tahun 1960,
Dr. Robert MacMahan dari Departemen Pertahanan AS meminta $10 juta
kepada Kongres AS sebagai dana awal untuk pengembangan senjata biologis
yang merusak sistem pertahanan tubuh manusia. Tujuan mereka agar
orang¬orang yang "dikehendaki mati" perlahan, mejalani hidup dengan
kehilangan daya tahan tubuh alaminya. Proyek ini dijalankan selama kurun
waktu sekitar 5-10 tahun. Permintaan ini dikabulkan oleh penyandang
dana proyek. Mereka mendapat kucuran dana pada tahun 1970 di bawah H.R.
15090. Dana tersebut dialirkan untuk melicinkan proyek MK-NAOMI
tersebut.
Cara yang mereka lakukan sangat rapi dan
super canggih. Nyaris tak diketahui bahwa petaka yang timbul di tengah
masyarakat adalah hasil dari desain mereka. MK-NAOMI menggunakan
teknik-teknik biologi sub¬molekuler sebagai penghasil virus penghancur
kekebalan tubuh manusia semisal retro virus AIDS. Bersama dengan itu,
CIA meriset dan menebar senjata biologis "pemusnah etnis" yang mampu
bekerja sendiri untuk memilih calon korbannya. Setelah ditentukan
sasarannya, saat ditebarkan, senjata biologis ini mampu mandiri
mengidentifikasi suatu etnis yang menjadi target sasaran berdasarkan
genetika dan variasi DNA-nya. Eksperimen-eksperimen untuk menguji
senjata biologis itu dilakukan oleh Divisi Operasi Khusus AS di Fort
Detrick, Maryland, Amerika Serikat.
Bukti
penting yang ditemukan orang-orang yang meneliti bahwa AIDS adalah
virus yang sengaja diciptakan adalah berkas catatan hasil penelitian;
Progress Report AIDS tahun 1971. Indikasi ini mengabarkan langkah
terkoordinir melalui lebih dari 20.000 dokumen paper saintifik dan
penelitian yang dilakukan selama 15 tahun oleh Program Federal untuk
mengembangbiakkan virus yang identik dengan epidemologi AIDS.
Dokumentasi yang dipublikasikan oleh
Freedom of Information Act (Arus Informasi Terbuka) menunjukkan
fakta-fakta biadab bahwa masyarakat yang "tidak dikehendaki" hidup
dijadikan "kelinci percobaan" oleh Amerika Serikat selama lebih dari 70
tahun.
Tahun 1930-an, serdadu-serdadu Amerika
Serikat dan pasien-pasien di rumah sakit sipil dijadikan kelinci
percobaan untuk serangkaian program yang membutuhkan eksperimen itu.
Masih di tahun 1930-an, Studi Siphilis Tuskegee mendapati 200 orang
kulit hitam mengidap penyakit siphilis dibiarkan semarak tanpa pernah
diberitahu efek penyakit itu dan tidak mendapat pengobatan. Akibatnya
dengan cepat penyakit itu mewabah dalam waktu yang lama.
Komisi Senat Ameika Serikat melakukan
investigasi setelah praktek-praktek MK-ULTRA mereka laksanakan.
Kesimpulan Komisi Senat AS adalah: Sejak dimulai pada awal tahun1950-an
hingga diberhentikan pada tahun 1963, pelaksanaan program LSD yang
dilakukan sembunyi¬sembunyi agar tidak diketahui orang-orang yang tanpa
sadar hingga hanya bisa menerima dirinya dijadikan obyek penelitian,
menunjukkan bahwa kepemimpinan CIA gagal dan hanya efektif membimbing
para agen CIA. Kemudian diketahui bahwa uji coba tersebut berbahaya,
yaitu mempermainkan dan mengabaikan nyawa manusia yang dijadikan
"kelinci percobaan" tersebut. Meski melanggar hukum Amerika Serikat, uji
coba tersebut tetap berlanjut. Contoh sebagian kecil orang-orang yang
dijadikan kelinci percobaan adalah para pelaku Perang Teluk. Para
tentara AS yang diberangkatkan ke medan perang diberi minuman cocktail
bercampur obat. Mereka menjadi eksperimen. Obat ini menyebabkan ribuan
tentara menderita sindrom Perang Teluk.
Tanggal
3 Oktober 1995, Presiden AS, Bill Clnton akhirnya mengakui bahwa
eksperimen radiasi pernah dilakukan Amerika Serikat, karena itu
pemerintah AS memberi kompensasi kepada para korban eksperimen tersebut.
Perkembangan AIDS di Barat masih bisa
dikendalikan. Tapi tidak demikian dengan Benua Afrika. Fakta menunjukkan
virus ganas ini mewabah dan berkembang pesat melintasi Benua Afrika.
Seorang pengurus Klub Roma berapologi bahwa buku The Limits to Growth
dipahami keliru sebagai sebuah dokumen curang dengan menggunakan
rekayasa analisa komputer menyesatkan. Setelah kebusukannya diketahui,
dia berkilah bahwa jutaan manusia telah mati akibat virus AIDS selama 25
tahun terakhir dan lebih 70 persen korbannya berasal dari Benua Afrika,
tempat epidemi AIDS berkembang pesat. Pernyataan ini justru menjadi
bumerang baginya.
Meski asal-usul AIDS dicitrakan masih
diselimuti misteri. Namun satu hal yang pasti dan tidak dapat
dipungkiri, apapun dalih mereka setelah mencipta kepanikan dan
kesengsaraan, bahwa "rekomendasi paksa" rancangan Klub Roma nyata
dilaksanakan secara brutal, biadab dan licik serta menyengsarakan
masyarakat dunia.
Diterjemahan oleh: akhirzaman.info
Sumber: Secret Societies - 21 Organisasi Perusak Dunia - Oleh: Michael Nradley hal. 48-55