Kelompok Freemason Amerika masih
survive berdiri. Mengaku sebagai organisasi persaudaraan non-rasialis,
faktanya tetap rasialis. Mengapa dibenci kaum Muslim?
Hidayatullah.com--Bulan
Juni 2009 lalu, Worshipful Master atau pemimpin, dari cabang Gate City
Lodge mendapat keluhan dari dua cabang lainnya, yang pemimpinnya kecewa
karena Gate City Lodge telah mengangkat seorang anggota yang bukan
berkulit putih sebagai petingginya.
Meskipun aturan gerakan Freemasonri
tidak mengatakan bahwa anggota harus berkulit putih --ada banyak orang
Hispanik, Asia, dan etnis lainnya mempunyai wakil di cabang di seluruh
negara bagian-- namun baru-baru ini Grand Master cabang Georgia
memutuskan bahwa keluhan tersebut akan didengarkan dalam persidangan
internal kelompok kebatinan itu. Hasilnya mungkin akan ada anggota atau
cabang yang dikeluarkan dari keanggotaan.
Dalam tanggapannya, cabang Gate City
(nama lama kota Atlanta) memasukkan berkas perkara di pengadilan negara
bagian meminta agar izinnya tidak dicabut.
Orang "bukan kulit putih" yang
kehadirannya telah menyebabkan keributan itu adalah Victor Marshall,
seorang laki-laki pemalu berusia 26 tahun, anggota cadangan militer
Angkatan Darat AS yang bersemangat mempelajari rahasia katekismus dari
perkumpulan kebatinan Freemason selama hampir satu tahun. Marshall yang
memiliki pangkat khusus di Angkatan Darat, mengatakan tertarik pada
organisasi itu karena semangat sukarelawannya.
"Saya telah tertarik dengan Freemason
cukup lama," katanya dalam sebuah wawancara. "Butuh waktu cukup lama
bagi saya untuk mendapatkan tempat dan membangun keberanian untuk
mencoba dan bergabung," ujarnya dikutip The New York Times baru-baru
ini.
Marshall mencari tahu sejarah
perkumpulan kebatinan kulit hitam, yang merupakan bagian dari organisasi
Prince Hall Masonry --yang tidak berkaitan dengan Freemason. Tetapi, ia
mengatakan, merasa paling nyaman bergabung dengan Freemason cabang Gate
City, sebuah kelompok yang didominasi kulit putih, yang dalam
pertemuan-pertemuan pengurusnya memakai tuksedo, sementara anggota biasa
memakai jas dan dasi.
Beberapa kegiatan terakhir dari cabang
Gate City adalah dialog dengan pemimpin Hindu, pertunjukan musik karya
Mozart (komposer itu juga seorang anggota Freemason), dan kunjungan dari
seorang korban Aushwitz yang selamat.
Setelah mengajukan permohonan untuk
bergabung, peringkat Marshall dalam organisasi Freemason terus menanjak,
hingga menjadi Master Mason. Sebutan ini berhak untuk mengunjungi
cabang lainnya.
Marshall sebenarnya orang kulit hitam
kedua yang menjadi anggota Gate City, kata David Llewellyn, anggota
sekaligus pengacara yang mewakili cabang Gate City. Tetapi ia orang
pertama yang menarik perhatian, ketika ia dan anggota Freemason dari
berbagai negara bagian hadir pada perayaan ulang tahun ke-275 Solomon's
Lodge No. 1 di Savannah. Cabang di Savannah yang didirikan oleh Jenderal
James Oglethorpe, dianggap sebagai cabang aktif dan tertua.
"Ada saudara-saudara yang kurang
informasi yang terkejut bahwa ada seorang saudara keturunan
Afrika-Amerika," kata Llewellyn. "Beberapa dari mereka sangat kesal."
Setelah banyak pertanyaan muncul
mengenai anggota kulit hitam itu, Grand Master, J. Edward Jennings Jr,
mengirim e-mail yang mengatakan bahwa Marshall adalah anggota Freemason
yang sah "dan harus diterima sebagaimana mestinya."
Tetapi Jennings kemudian setuju untuk
mengadakan pengadilan internal guna mendengar keluhan terhadap pemimpin
Gate City Michael J. Bjelajac. Jennings menolak memberikan komentar,
tetapi beberapa anggota mengatakan bahwa dia hanya mengikuti aturan,
sementara yang lain berspekulasi bahwa ia ingin agar masalah
diselesaikan secara terbuka.
Setelah Atlanta Journal-Constitution
menulis tentang konflik itu, keluhan yang diajukan dalam internal
organisasi dibatalkan, namun berkas tuntutan hukum di pengadilan negara
bagian tetap.
"Yang saya harap dapat dilihat dari masalah ini adalah reaffirmasi nyata prinsip-prinsip kami," ujar Llewellyn.
Telah Terbagi
Freemasonri
secara tradisional bersifat toleran dan merupakan persaudaraan yang
beragam, yang melarang diskusi tentang politik, agama, dan topik lain
yang mungkin menimbulkan perpecahan, kata Christopher L. Hodapp, yang
merupakan anggota derajat-32 dan penulis buku "Freemasons for Dummies."
Hodapp mengejek keluhan yang diajukan
terhadap Gate City dan mengatakan bahwa sebagian cabang telah melanggar
asas dan tujuan awal dari Freemasonri.
Pihak yang mengajukan keluhan, Hubert
Ethridge Douglas, Worshipful Master cabang Metro Daylight Lodge No. 743
di Chamblee, dan Starling A. Hicks, Worshipful Master Philologia Lodge
No 178 di Conyers, keduanya di pinggiran Atlanta, menolak memberikan
komentar.
Llewellyn menulis ketika dia menghubungi
Etheridge untuk membicarakan berkas perkara. Etheridge berkata,
"Pergilah ke neraka, teman," dan ia pun menutup teleponnya.
Meskipun ada prinsip-prinsip toleransi,
Freemasonri di Amerika Serikat secara historis telah terbagi menjadi apa
yang disebut perkumpulan kebatinan mainstream (Freemason kulit putih
yang banyak dikenal sekarang ini) dan aliran kebatinan tradisional kulit
hitam Prince Hall Masons.
Prince Hall Masons baru diakui sekitar
tahun 1990, ketika dari Connecticut menyebar ke hampir 10 negara bagian,
kata Richard E. Fletcher, Sekretaris Eksekutif dari Masonic Service
Association di Silver Spring.
Saling mengakui tidak mengubah struktur
kedua organisasi itu, yang masing-masing memiliki cabang besar di setiap
negara bagian--tetapi tidak membolehkan anggota cabang saling
mengunjungi.
Tahun lalu, seorang pemimpin dari cabang
West Virginia telah diusir karena mengajukan usulan untuk melonggarkan
aturan-aturan yang mengharuskan pemimpin cabang semuanya orang kulit
putih.
Lima atau enam tahun yang lalu, Prince
Hall Masons di Georgia mendekati Freemason (kulit putih) menyangkut
pengakuan organisasi mereka, kata Ramsey Davis Jr, Grand Master dari
Prince Hall Grand Lodge di Riverdale. Tetapi kelompok itu (Freemason
kulit putih) tidak tertarik.
"Ada rasisme yang berurat akar dalam
kepemimpinan," katanya. "Saya telah menerima banyak telepon dari
Freemason kulit putih yang mengatakan mereka tidak mengerti mengapa hal
itu terjadi."
Marshall menghargai saudara-saudara dalam perkumpulan itu yang berjuang untuk melindungi dia dari peperangan yang buruk.
"Jika hal ini terjadi sebelumnya, hal
ini akan mengubah pandangan saya terhadap Freemason," ujarnya.
"Orang-orang itu, mereka tidak berbicara untuk gerakan Freemasonri.
Mereka hanya berbicara mewakili diri sendiri." [1]
Meski gerakan Freemasonri bukan
lahir di Amerika, namun konon berdirinya Amerika Serikat ada pengaruh
tokoh-tokoh Freemasonri. Tokoh AS Benjamin Franklin adalah seorang Mason
|
Freemason, atau sering disebut Mason
adalah anggota dari sebuah perkumpulan rahasia untuk laki-laki, orang
(anggota Mason) yang bebas dan diterima, yang berasaskan pada rasa kasih
sayang persaudaraan, percaya kepada Yang Maha Tinggi (Tuhan), dan
perbuatan-perbuatan baik.
Freemasonry, atau Masonry, didirikan di
Inggris, yang bermula dari "medieval guilds of masons (= craftsmen)"
yang sering berkeliling di negeri itu. Pada bagian Cultural Guide dalam
Oxford Advanced Learner's Compass (OUP, 2005), kata "Freemasonry" dapat
kita temukan penjelasan singkat sejarah Freemason ini.
Ada satu serikat kerja (guild) untuk
setiap keahlian (craft). Dengan kata lain, mereka berkumpul berdasarkan
kesamaan jenis keahlian. Anggotanya adalah orang-orang yang mempunyai
keahlian tinggi (master craftsmen), dan para pekerja yang terlatih
(journeymen/trained workers).
Nama gelar dan istilah yang dipakai oleh
Freemason di zaman sekarang ini, bermula dari sejarah kelahiran
perkumpulan itu sendiri. Setiap anggota baru diakui sebagai pekerja
magang (apprentice) dan bisa naik peringkatnya menjadi
journeyman/fellowcraft, dan akhirnya menjadi master mason. Perlengkapan
yang biasa dipakai tukang batu (stonemason) tradisional masih dipakai
dalam upacara-upacara ritual perkumpulan ini.
Selama abad ke-17 serikat-serikat kerja
itu menjadi populer dengan adanya orang-orang kaya yang bergabung dan
secara bertahap menguasai perkumpulan itu. Serikat-serikat itu kemudian
berkembang menjadi perkumpulan rahasia, yang kepercayaan dan ritual
keagamaannya menyulut permusuhan dengan banyak pihak, termasuk gereja
Katolik Roma.
Pada tahun 1717 Grand Lodge didirikan di
London dan menjadi cabang yang paling penting dari perkumpulan itu,
serta memiliki kekuasaan atas cabang atau lodge lainnya. Kemudian pada
tahun 1736 didirikan Grand Lodge of Scotland.
Ada sekitar 8.600 lodge di Inggris, yang
masing-masing dipimpin oleh seorang master, dengan jumlah anggota
keseluruhan sekitar 320.000. Kemudian cabang-cabang lain bermunculan di
Amerika Serikat, Kanada, dan negara-negara lainnya.
Kebanyakan dari Mason saat ini terdiri
dari para profesional, golongan kelas menegah, pengacara, pegawai
negeri, pengusaha, dan lain-lain. Kalangan aristokrat dan anggota
keluarga kerajaan juga banyak yang menjadi anggota Freemason, bahkan
menjadi pemimpinnya. Duke of Kent yang sekarang, merupakan Grand Master
dari Grand Lodge.
Di Inggris, anggota baru bisa mendaftar
jika ada undangan dari anggota aktif dan harus melewati serangkaian
upacara ritual khusus, yang mana mereka berjanji untuk tidak
menceritakan kepada siapapun tentang rahasia perkumpulan itu. Dan sudah
menjadi rahasia umum jika mereka belajar tanda-tanda dan kata-kata
khusus, cara berjabat tangan khusus seorang Mason, yang bisa mereka
gunakan sebagai isyarat bagi anggota lainnya ketika berada di tempat
umum.
Di AS, beberapa tata cara masonik agak
berbeda, sebagai contoh, orang yang ingin menjadi anggota mason harus
mengajukan permohonan untuk bergabung, karena anggota Mason tidak boleh
mengundang orang lain untuk bergabung.
Di Inggris, karena Mason selalu
merahasiakan banyak aktivitas mereka, Freemasonri sering dicurigai.
Banyak orang yakin, Mason yang memiliki kekuasaan tidak berlaku adil
kepada anggota lainnya. Mereka sendiri tidak mengakui melakukan hal
seperti itu dan mereka menonjolkan aspek kegiatan amal dan sosial yang
dilakukannya.
Di Amerika sikap yang lebih toleran
ditunjukkan. Di sana ada sebuah kelompok dari Freemason yang sangat
dikenal yaitu Shriners. Shriners dikenal karena acara sirkus yang
digelarnya setiap tahun guna menggalang dana untuk kegiatan sosial,
termasuk untuk rumah sakit yang dikelola oleh mereka. Banyak klub sosial
lainnya yang menyebut dirinya sebagai organisasi persaudaraan,
menggunakan nama dan istilah, serta upacara ritual berdasarkan pada tata
cara Freemason.
Keanggotaan Freemason dan Agama
Freemasonri mensyaratkan calon
anggotanya percaya kepada Yang Maha Tinggi, tapi penafsiran dari istilah
Yang Maha Tinggi itu diserahkan kembali pada masing-masing individu.
Artinya orang dari agama seperti (tapi tidak terbatas pada) Kristen,
Yahudi, Islam, Budha, Sikh, Hindu, dan lain sebagainya, bisa dan telah
menjadi Freemason.
Di sisi lain, Freemasonri di
Skandinavia, yang dikenal dengan Swedish Rite, hanya menerima anggota
yang beragama Kristen. Bahkan untuk badan atau bagian tertentu dari
organisasi, mengharuskan persyaratan keagamaan. Namun demikian, hal itu
tidak ada kaitannya dengan apa yang ada pada tingkat lodge (cabang).
Calon anggota reguler Freemasonri harus
menyatakan percaya pada Yang Maha Tinggi. Meskipun begitu, mereka tidak
diminta untuk menjabarkan atau menjelaskan penafsirannya atas Yang Maha
Tinggi. Diskusi masalah politik dan keagamaan dilarang dilakukan dalam
lodge, sehingga seorang anggota tidak akan dihakimi berdasarkan
penafsiran pribadinya itu.
Penafsiran atas Yang Maha Tinggi,
berarti Trinitas bagi orang Kristen, Allah bagi Muslim, Para Brahma bagi
orang Hindu, dan sebagainya. Sementara sebagian anggota Freemason
menafsirkan Yang Maha Tinggi sebagai Tuhan, sebagian lain mungkin akan
berpikir lebih kompleks dan filosofis dalam menafsirkan istilah itu.
Dalam upacara ritual mereka, Yang Maha
Tinggi dianggap sebagai Great Architect of The Universe, yang
digambarkan dengan penggunaan simbol-simbol arsitektural dalam
Freemasonri.
Freemasonri dan Negara Amerika Serikat
Benjamin Franklin
gambar: iws.ccccd.edu
Banyak orang Kristen yakin bahwa Amerika
Serikat dibangun sebagai sebuah negara Kristen. Tapi apakah memang
demikian kenyataannya?
Untuk menyebut seseorang atau apapun
sebagai "penganut Kristen," apakah itu seorang individu atau sebuah
negara, beberapa persyaratan harus bisa dipenuhi. Jika kita bicara
mengenai seorang individu, maka seperti persyaratan dalam Bibel, ia
harus terlahir kembali dengan "Roh Tuhan," dan memahami kewajiban yang
terkait dengan semua itu.
Jika kita bicara mengenai sebuah negara,
maka tujuan negara itu harus atas nama Yesus Kristus semata, tanpa
menyebut dan mengaitkannya dengan tuhan lain. Undang-undang dasarnya
harus bersumber pada Bibel, dan orang-orang yang memegang kekuasaan
harus mereka yang memenuhi kriteria untuk disebut pengikut Kristen.
Sebuah negara Kristen sejati, akan
berbentuk teokrasi yang diperintah oleh Tuhan-nya. Dan pendirinya adalah
mereka yang patut disebut umat Kristiani.
Sebagaimana diketahui, orang-orang yang
migrasi ke Amerika dulu, mereka membuat koloni-koloni kecil yang
kemudian atas dasar kesepakatan membentuk sebuah negara dan pemerintahan
federal dengan nama The United States of America.
Gordon S. Wood dalam bukunya yang
berhasil mendapatkan hadiah Pulitzer "The Radicalism of the American
Revolution", menyebutkan sifat kosmopolitan dari Revolusi Amerika:
"The truth was, said Thomas Paine in
Common Sense, that Americans were the most cosmopolitan people in the
world. They surmounted all local prejudices. They regarded everyone from
different nations as their countryman and ignored neighborhoods, towns,
and countries as "distinctions too limited for continental minds."...
America, by uniting the different kindred of the earth, had a duty to
eradicate national prejudices and to make all humanity members of one
extensive family."
Ia juga menekankan peranan Freemasonri dalam Revolusi Amerika:
"The institution that best embodied
these ideals of sociability and cosmopolitanism was Freemasonry. It
would be difficult to exaggerate the importance of Masonry for the
American Revolution. It not only created national icons that are still
with us; it brought people together in new ways and helped fulfill the
republican dream of reorganizing social relationships. For thousands of
Americans, it was a major means by which they participated directly in
the Enlightenment."
Peran penting gerakan "pemuja setan" ini
juga bisa ditemui dari keterlibatan tokoh-tokoh penting Amerika. 21
nama terkenal dari Revolusi Amerika, sebagiannya terkait dengan
Freemason. Di bawah ini adalah sederet nama-nama penting tokoh Amerika
yang terlibatan Freemason.
George Washington - Mason
Ethan Allen - Mason Edmund Burke - Mason John Claypoole - Mason William Daws - Mason Benjamin Franklin - Mason John Hancock - Mason John Paul Jones - Mason Robert Livingston - Mason Paul Revere - Mason Colonel Benjamin Tupper - Mason James Madison - ada indikasi merupakan anggota Freemason Daniel Webster - punya hubungan dengan Freemason Thomas Jefferson - seorang Deis dan punya hubungan dengan Freemason Samuel Adams - berteman dekat dengan Hancock, Revere dan anggota Freemason lain John Adams - sering bicara tentang Freemasonri, tapi tidak pernah bergabung Thomas Paine - Humanis (pernyataannya dikutip Gordon S. Wood, sebagaimana di atas) Francis Scott Key - tidak ada indikasi terkait Freemason Nathan Hale - tidak ada indikasi terkait Freemason Benjamin Harrison - tidak ada indikasi terkait Freemason Patrick Henry - tidak ada indikasi terkait Freemason |
Kesimpulannya, 11 orang di antara mereka
adalah anggota Freemason, 3 kemungkinan anggota Freemason, 2 pendukung
Freemasonri, 1 humanis, 4 tidak ada catatan terkait dengan Freemason.
Tapi itu masih secuil. Dari 56 orang
penandatangan Declaration of Independence, 15 orang di antaranya terkait
Freemason. Ada 8 orang yang merupakan anggota, yaitu Benjamin Franklin,
John Hancock, Joseph Hewes, William Hooper, Robert Treat Payne, Richard
Stockton, George Walton, William Whipple. Sementara 7 orang lainnya
diperkirakan merupakan anggota, mereka adalah Elbridge Berry, Lyman
Hall, Thomas Jefferson, Thomas Nelson Jr., John Penn, George Read, Roger
Sherman.
Mereka yang menandatangi konstitusi AS,
ada 9 orang yang merupakan anggota Freemason, yaitu Gunning Bedford,
Jr., John Blair, David Brearly, Jacob Broom, Daniel Carrol, John
Dickinson, Benjamin Franklin, Rufus King, George Washington. Dan 7 orang
lainnya punya keterkaitan dengan Freemason, yaitu Elbridge Berry, Lyman
Hall, Thomas Jefferson, Thomas Nelson Jr., John Penn, George Read,
Roger Sherman. Ini berarti 28 dari 40 orang penandatangan konstitusi AS
pendukung Freemason.
Lafayette, yang menjadi penghubung
Perancis dengan koloninya di Amerika, dan karena jasanya perang di zaman
kemerdekaan Amerika bisa dimenangkan, adalah seorang anggota Freemason.
Sebagian besar pemimpin tertinggi di
jajaran Continental Army adalah anggota Freemason dari Army Lodge.
Sebagian besar jenderal di zaman George Washington merupakan anggota
Freemason.
Boston Tea Party direncanakan di Green
Dragon Tavern, yang juga dikenal sebagai Freemasons' Arms dan "the
Headquarters of the Revolution."
George Washington ketika pelantikannya
sebagai Presiden AS, bersumpah di hadapan Robert Livingston, Grand
Master dari New York's Masonic Lodge. Bibel yang digunakan diambil dari
lodge-nya sendiri.
Tanggal 18 September 1793, dimulai
pembangunan Capitol Building. Upacara resmi tanda pembangunan mulai
dilakukan dengan ritual ala Freemason. George Washington dengan
menggunakan celemek Freemason, berjalan menuju lokasi batu pertama.
Didampingi oleh tokoh-tokoh Freemason
dari lodge seempat, ia meletakkan sebuah lempengan perak di atas batu
pondasi pertama. Kemudian, ia melakukan ritual persembahan dengan
menaburkan jagung, minuman anggur, dan minyak di atasnya. Peletakan batu
pertamanya sendiri telah dilakukan oleh pemimpin Grand Lodge of
Maryland. Perlengkapan ritual yang dibawa Washington hingga kini masih
tersimpan di sebuah lodge di distrik Columbia.