(The Satanic Core of Libertarianism)
Oleh: Memehunter
Setanisme mendefinisikan manusia dengan keinginan duniawi (hubud dunya*) daripada keinginan rohani, "membebaskan" the former and crushing the latter. Dalam Fable of the Bees karya Mandeville membuktikan bahwa Libertarianisme berakar pada dogma Setanis.
Libertarianisme adalah bagian dari Dialektika Illuminati dengan Komunisme:
"Pada dasarnya, dua kekuatan yang tampaknya saling bertentangan memajukan tujuan yang sama: yaitu negara polisi dunia yang diperintah oleh miliarder oligarki pengikut setan"
Dalam tulisan Terbukti Libertarianisme Merupakan Sebuah Tipuan Illuminati, kita telah membahas keterlibatan berkelanjutan Kekuasaan Uang Yahudi dalam Libertarianism.
Dalam tulisan Sayap Libertarianisme “Katholik”, kami menganalisa Jesuit alias koneksi Illuminati dengan Libertarianisme.
Dalam tulisan ini, kami menganalisa mengenai keyakinan Illuminati yang berakar pada ekonomi Austria dan Libertarianisme: Setanisme.
Pahlawan Tidak Dikenal Libertarianisme: Bernard de Mandeville
Meskipun nama Mandeville telah menjadi segalanya tapi hilang dari wacana arus utama diskusi ekonomi kontemporer, banyak pujian berhamburan dari para pemikir pasar bebas yang bersemangat terhadap wawasannya.
Dalam kuliah yang disampaikan di the British Academy pada tahun 1966, Friedrich von Hayek memuji Mandeville sebagai "mastermind" dan "psikolog besar" yang teori-teorinya diantisipasi oleh orang-orang seperti David Hume, Adam Smith, dan Charles Darwin, dan memuji puisinya, The Fable of the Bees sebagai karya yang "luar biasa".
Menurut Hayek, ide Mandeville itu "kembali ke teori ekonomi" melalui karya Carl Menger, pendiri Aliran Austria, dengan metoda sejarawan Jerman abad ke-19, Friedrich von Savigny.
Ludwig von Mises memberikan penghargaan juga kepada Mandeville dalam Theory and History, ia mengamati bahwa:
"Dia [Mandeville] menunjukkan bahwa kepentingan pribadi dan keinginan untuk kesejahteraan materi, umumnya distigma sebagai keburukan, sebenarnya insentif yang membuat pekerjaan untuk kesejahteraan, kemakmuran dan peradaban."
Bahkan John Maynard Keynes, bukan orang Austria, diakui oleh Mandeville sebagai salah seorang pendahulu utama dalam The General Theory of Employment and Money.
Dewasa ini, ekonom Austria Gary North memperkenalkan The Fable of the Bees di situsnya sebagai "puisi paling penting dalam 300 tahunan terakhir".
Tapi apa yang begitu istimewa tentang the Fable of the Bees, puisi ini cukup jelas, dan penulisnya bisa membangkitkan sanjungan dari Hayek, Mises, dan Keynes?
Kebaikan Berasal dari Setan, selainnya Jahat
Buku Mandeville Fable of the Bees or Private Vices, Publick Benefits diterbitkan pada tahun 1705, namun dikerjakan ulang dan ditambah dengan komentar panjang-lebar selama 25 tahunan kemudian.
Dalam tulisannya, Mandeville berpendapat bahwa kebebasan merupakan pengejaran tanpa hambatan manusia dari materialnya paling dasar dan naluri duniawinya. Alih-alih menjadi jahat, bahkan dengan egois dan tanpa hukum menuntun manusia menuju kemakmuran.
Menurut Mandeville, "Kejahatan merupakan prinsip agung yang membuat kita makhluk sosial, dasar yang solid, hidup dan dukungan dari semua perdagangan dan lapangan kerja yang tidak ada kecualinya".
Dipengaruhi oleh Mandeville, Adam Smith sampai pada kesimpulan bahwa kepentingan pribadi adalah pilar dari masyarakat yang sejahtera. Hayek dan Mises bahkan melangkah lebih jauh. Mereka mencerca terhadap altruisme (sifat mementingkan kepentingan orang lain) dan solidaritas sebagai halangan untuk keberhasilan ekonomi suatu masyarakat.
Tentu saja, Smith tepat untuk mengidentifikasi nilai tambah yang dibawa oleh pembagian kerja dan menunjukkan terutama bahwa produsen dan penjual dimotivasi oleh kepentingan pribadi. Tapi itu tidak berarti bahwa kepentingan pribadi harus menjadi prinsip dasar peradaban. Hal ini jelas jahat dan antitesis dari semua peradaban.
Mandeville juga mengklaim bahwa kekayaan suatu negara didasarkan pada pemeliharaan kelas bawah buruh berpendidikan rendah.
Dengan mengikuti langkah Mandeville, Mises menekankan bahwa "manusia dilahirkan tidak setara dan bahwa justru mereka yang menghasilkan ketimpangan kerjasama sosial dan peradaban."
“Hak untuk Membiarkan Anak Mati”
Untuk reputasinya, anarko-kapitalis Murray Rothbard menjauhkan diri dari ideologi Mandeville. Namun, Rothbard sama amenganjurkan bahwa orang tua memiliki "hak yang sah untuk tidak memberi makan kepada anak [mereka], yaitu membebaskan anak untuk mati", dan untuk munculnya "pasar bebas pada anak-anak".
Karena sistem Rothbard menyangkal bahwa manusia memiliki kewajiban moral satu sama lain, dia menolak agresi ("prinsip non-agresi ") tetapi memungkinkan mengabaikan langsung ke titik yang menyebabkan kematian.
Ini adalah akibat kejahatan karena mengambil etika Libertarian sampai kepada logika ekstrim mereka. Jelas, "prinsip non-agresi" diperlukan tetapi tidak cukup untuk merancang sebuah masyarakat yang adil dan manusiawi.
Ideologi Setan dalam Libertarianisme Modern
Berikut adalah tiga kutipan terkenal. Dalam Hukum Thelema dari Setanis Alastair Crowley berbunyi sbb:
"Do what thou wilt shall be the whole of the Law".
Novelis Ayn Rand, corong Libertarian Howard Roark menyatakan dalam The Fountainhead:
"Tugas pertama manusia adalah dirinya sendiri. Hukum moralnya tidak pernah sampai ditempat tujuan utama dalam orang orang lain. Kewajiban moralnya adalah melakukan apa yang dia mau, asalkan keinginannya tidak tergantung terutama pada orang lain."
Akhirnya, sebuah kutipan pendek dari ekonom Austria, Ludwig Von Mises, yang mengagumi sikap elitis Rand:
"Tujuan akhir dari sebuah tindakan selalu kepuasan dari beberapa keinginan manusia yang melakukannya. Karena tidak ada orang yang dalam posisi untuk menggantikan penilaian sendiri nilai bagi individu yang bertindak, adalah sia-sia untuk menghakimi tujuan dan kemauan orang lain. "(Tindakan Manusia)
Di luar perbedaan dalam kata-kata, dan meskipun versi Mises lebih bernuansa daripada Crowley atau yang Rand, ketiga kutipan tersebut pada dasarnya mengatakan hal yang sama.
Satu hal yang menunjukkan kesamaan antara Setanisme dan Libertarianisme, tetapi propaganda Setanis yang sebenarnya inti dari doktrin Libertarian dan ekonomi Austria.
Koneksi setan-Libertarian sangat hidup dewasa ini. Calon Libertarian, Ron Paul, mengaku pengagum Rand, ia bisa menyerang dengan tepat di banyak topik, tapi dia dikaitkan dengan Illuminati dan terlihat memperlihatkan isyarat Setan melalui tangannya.
Dialektika Setan
Aliran Austria bukanlah satu-satunya aliran ekonomi yang terinfeksi Setanisme, jauh dari itu. Seperti Hayek, Keynes adalah anggota Fabian Society yang bernama buruk itu. Ia juga dikenal sebagai seorang child molester (mensodomi anak-anak). Karl Marx sendiri sendiri seorang Setanis.
Bahkan, Sosialisme, Zionisme, dan Setanisme awalnya kembar siam: pada abad ke-19 aktivis Yahudi, Moses Hess, pelopor berpengaruh Zionisme modern, juga merupakan pendukung awal sosialisme dan kolaborator Marx. Hess lah yang menginisiasikan Marx dan Engels ke dalam Setanisme.
Tujuan akhir dari semua ideologi ini adalah dominasi seluruh dunia oleh oligarkis elit pengikut Setan. Baik Marxisme maupun Austrianisme keduanya menentang nasionalisme dan mendukung perdagangan bebas.
Mises berkolaborator dengan Zionis ulung yang dilatih Jesuit, Freemason tingkat tinggi, Richard Coudenhove-Kalergi, ia meringkas dialektika Illuminati sebagai berikut:
"Pertarungan antara Kapitalisme dan Komunisme di atas pusaka darah bangsawan adalah perang saudara yang dimenangkan perencana aristokrasi, pertarungan antara individualis dan sosialis, pertarungan antara egois dan altruis, kafir dengan Kristen.
Pelaksana dari kedua belah pihak direkrut dari pemimpin spiritual orang Eropa [Führerrasse] yaitu orang-orang Yahudi. "
Pada dasarnya, dua kekuatan yang tampaknya saling bertentangan memajukan tujuan yang sama: mendirikan negara polisi dunia yang diatur oleh para miliarder oligarki pengikut setan.
Meningkatnya Dialektika Illuminati
Yang pasti, ekonomi Austria dan Libertarianisme telah memperkenalkan konsep yang berguna baik dalam etika dan teori ekonomi modern. Hal yang sama dapat dikatakan tentang Keynes dan Marx. Ideologi Illuminati selalu berisi beberapa prinsip menarik, dalam rangka Setan melakukan penipuan supaya lebih efektif.
Dengan meningkatnya dialektika Illuminati ini, tantangan kita adalah untuk mencerna bongkah kebijaksanaan mereka, meludahkan kebohongan yang jahat dan kebenaran yang setengah-setengah supaya menajiskan mereka.
Pada akhirnya, perang nyata yang dilakukan oleh Illuminati adalah sebuah peperangan terhadap rohani. Hal ini tidak saja hanya mengenai sistem moneter yang kondusif untuk kemakmuran atau model ekonomi yang optimal. Juga tidak hanya tentang sistem politik yang lebih unggul. Peperangan yang dilakukan Illuminati terhadap kita langsung ditujukan kepada hati, tempat keimanan, perang antara Tuhan dengan Iblis, kebenaran dengan kebathilan.
Special thanks to Anthony Migchels. See his Deconstruction of AUSTRIAN ECONOMICS
(h/t to deadeyeblog regarding Marx's position on free trade)
*) Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: “Apabila umatku sudah mengagungkan dunia maka akan dicabutlah kehebatan Islam; dan apabila mereka meninggalkan aktivitas amar ma’ruf nahi munkar, maka akan diharamkan keberkahan wahyu; dan apabila umatku saling mencaci, maka jatuhlah mereka dalam pandangan Allah.” (HR Hakim dan Tirmidzi).
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam telah bersabda: “ Akan terjadi masa dimana umat-umat diluar Islam berkumpul disamping kalian wahai umat Islam. Sebagaimana berkumpulnya orang-orang yang menyantap hidangan. Lalu seorang Sahabat bertanya: ‘Apakah kami pada saat itu sedikit wahai Rasulullah? “Beliau menjawab: “Tidak. Bahkan ketika itu jumlah kalian banyak. Akan tetapi kalian ketika itu bagaikan buih dilautan. Ketika itu Allah hilangkan dari musuh-musuh kalian rasa segan dan takut terhadap kalian dan kalian tertimpa penyakit wahn. Sahabat tadi bertanya lagi : ‘wahai Rasulullah apa yang baginda maksud dengan wahn itu? , Rasulullah menjawab: “cinta dunia dan takut mati. (HR Abu Daud)
Diterjemahkan oleh: akhirzaman.info
Sumber: HenryMakow